

Janin tidak berkembang atau keguguran biasanya terjadi dalam minggu-minggu awal kehamilan. Sebagian besar kasus, tanda awal terjadinya keguguran adalah pendarahan.
Bahkan hampir 25% dari seluruh kehamilan wanita yang didiagnosis secara klinis mengalami keguguran. Akan tetapi, risiko keguguran ini dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Ada banyak faktor yang menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran dengan pendarahan seperti cidera, infeksi, kelainan genetik, terlalu kelelahan, hingga gangguan hormone. Walaupun demikian, banyak pula ditemukan ibu hamil yang mengalami keguguran namun ia tidak mengalami pendarahan.
Alasan Keguguran Tanpa Pendarahan Bisa Terjadi
Ibu hamil yang mengalami keguguran tanpa pendarahan biasanya tidak menyadari bahwa janinnya tidak berkembang atau meninggal. Mereka baru menyadarinya ketika memeriksa kondisi kandungan ke dokter.
Jika pendarahan ini terjadi ketika rahim kosong, maka pada keguguran tanpa pendarahan ini di mana janin meninggal namun rahim ibu hamil tidak kosong. Sehingga ia tidak mengalami pendarahan.
Maka dari itu, beberapa dokter biasanya menyebut keguguran ini sebagai keguguran yang tidak diketahui atau terlewatkan. Pasalnya, kehilangan janin ini bisa tidak diketahui selama berminggu-minggu. Bahkan banyak dari mereka yang tidak mencari pengobatannya.
Tanda-tanda Terjadinya Keguguran Tanpa Pendarahan
Di masa awal kehamilan, biasanya beberapa ibu hamil tidak mengalami gejala-gejala eksternal ketika keguguran. Mereka mungkin hanya mengalami sedikit atau berkurangnya tanda kehamilan, sehingga mempersulit ibu hamil untuk mengidentifikasi keguguran tersebut.
Meski demikan, tanda-tanda kehamilan pun mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Apalagi saat mengalami peralihan trisemester pertama ke trisemester kedua. Perubahan tersebut biasanya tidak menandai adanya keguguran. Akan tetapi, ada beberapa tanda janin tidak berkembang tanpa pendarahan yang perlu ibu hamil waspadai, sebagai berikut:
- Tanda-tanda kehamilan yang berkurang secara tiba-tiba
- Tes kehamilan menunjukkan hasil yang negative
- Mengalami mual, muntah atau diare
- Mengalami nyeri di beberapa bagian tubuh seperti sakit punggung, kram perut yang tidak wajar atau melebihi nyeri saat haid.
Jika usia kehamilan telah cukup berkembang, maka keguguran dapat lebih mudah diidentifkasi dengan tanda-tanda seperti gerakan janin yang melambat atau berhenti. Maka dari itu, bagi ibu hamil yang mengalami ciri di atas sebaiknya pergi ke dokter kandungan untuk konsultasi dan memeriksa kondisi kandungan.
Cara Mendiagnosis Adanya Keguguran Tanpa Pendarahan
Untuk mendiagnosis atau memastikan keguguran, ibu hamil biasanya mengalami pendarahan. Akan tetapi jika keguguran ini terjadi tanpa adanya pendarahan biasanya akan terdiagnosis saat melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Dokter kandungan juga dapat mendiagnosis keguguran jika ada indikasi lain seperti penurunan kadar hormon kehamilan. Salah satu cara yang membantu adalah dengan menggunakan tes darah.
Untuk lebih memastikan keguguran biasanya dokter perlu melakukan USG untuk memeriksa detak jantung. Selain itu, dokter kandungan dapat memilih untuk melakukan pemindaian beberapa hari.
Solusi untuk Mengatasi Keguguran Tanpa Pendarahan
Pengobatan adalah salah satu cara yang dokter lakukan untuk mengatasi keguguran tanpa pendarahan. Pengobatan yang dilakukan pun beragam dan dokter juga dapat memberi saran terkait pilihan pengobatan yang terbaik.
Biasanya, dokter menganjurkan kepada ibu hamil untuk menunggu selama beberapa minggu sebelum mencari pengobatan. Hal ini dikarenakan rahim dapat kosong dengan sendirinya.
Jika rahim tak kunjung koson atau ibu hamil tidak ingin menunggu, maka beberapa pilihan pengobatan yang paling umum dapat dilakukan adalah:
- Mengonsumsi obat-obatan yang dapat mendorong pelepasan janin
- Melakukan operasi kuratase
- Mempertimbangan kondisi mental
Oleh sebab itu, dukungan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan dalam membantu pemulihan ibu hamil pasca keguguran.
Baca juga: Intip 7 Manfaat Susu Kedelai Bagi Ibu Menyusui!