Apakah Berbohong Membatalkan Puasa? Inilah Dalil Berbohong saat Berpuasa
Sebagian banyak orang pasti pernah berbohong, namun apa jadinya jika berbohong saat sedang menjalankan ibadah puasa? Apakah berbohong membatalkan puasa? Meski melakukan kebohongan demi suatu kebaikan.
Berbohong tidaklah membatalkan puasa, namun berbohong dapat mengurangi pahala. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penjelasan mengenai pertanyaan apakah berbohong membatalkan puasa? Simak penjelasannya dibawah ini.
Apakah Berbohong Membatalkan Puasa?
Berbohong saat puasa tidak membatalkan puasa. Dikarenakan, berbohong bukanlah perkara yang dapat membatalkan puasa. Meski begitu, umat Islam hendaklah senantiasa berkata baik dan jujur karena berbohong adalah perbuatan yang tercela.
Umat Islam tetap dianjurkan untuk menjaga lisannya. Tidak berkata bohong dan kotor merupakan salah satu amalan sunah dalam menjalankan ibadah puasa.
Sekalipun berbohong tak membatalkan puasa, berkata bohong bisa menjadi penyebab amal ibadah tidak diterima Allah SWT.
Hadist mengenai Larangan Berbohong saat Berpuasa.
- “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidah butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no.1903).
- “konsekuensi dari hadist tersebut, siapa saja yang melakukan dusta yang telah disebutkan, balasan puasanya tidak diberikan. Pahala puasa tidak ditimbang dalam timbangan karena telah bercampur dengan dusta dan yang disebutkan bersamanya.” (Fath Al-Bari, 4: 117).
- “Bukanlah maksud syari’at puasa adalah menahan lapar dan dahaga saja. dalam puasa haruslah bisa mengendalikan syahwat dan mengendalikan jiwa agar memiliki hati yang tenang. Jika tidak bisa melakukan seperti itu, maka Allah tidaklah menerima puasa tersebut.” (Fath Al-Bari, 4:117).
Dampak Buruk Sering Berbohong.
- Masuk ke Api Neraka.
Sebuah hadist dosa berbohong yang pernah diriwayatkan HR Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah kebohongan, sebab kebohongan menggiring kepada keburukan, dan keburukan akan menggiring kepada neraka. Dan sungguh, jika seseorang berbohong dan terbiasa dalam kebohongan, hingga di sisi Allah ia akan ditulis sebagai seorang pembohong.”
- Dapat Melakukan Berbagai Keburukan.
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada al-Birr dan al-Birr akan mengantarkan ke surga. Dan sesungguhnya, seseorang benar-benar bersikap jujur hingga dia menjadi orang yang shiddiq.
Kebohongan akan mengantarkan kepada semua kefajiran (al-Fujur). Dan kefajiran akan mengantarkan ke neraka. Sungguh, seseorang benar-benar berbohong hingga ditetapkan di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (Hadis sahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 6094).
Baca juga: Hukum Makan Sahur Malam Hari Dibawah Jam 12 Malam
- Kebohongan tanda Orang Munafik.
Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berikut ini, Rasulullah menjelaskan tentang nifaq amali dengan sabdanya, “Tanda orang munafik ada tiga, pertama apabila berbicara berbohong, lalu apabila berjanji mengingkari atau menyelisihi janji, dan apabila diberi amanah berhianat.” (Hadit shahih riwayat Al-Bukhari di dalam Shahih Al-Bukhari no. 33).
- Berbohong dalam Rumah Tangga.
Hadis dosa berbohong terkait rumah tangga turut dijelaskan menurut Ummu Kultsum binti ‘Uqbah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang memperbaiki hubungan di antara manusia lalu mengatakan kebaikan dan menyampaikan suatu pembicaraan, bukanlah seorang pendusta.”
Ummu Kultsum kemudian berkata, “Dan aku belum pernah mendengar Nabi SAW memberikan keringanan dalam suatu kebohongan yang diucapkan seseorang kecuali dalam tiga keadaan, Pertama yakni memperbaiki hubungan di antara manusia, lalu pembicaran suami kepada istrinya, dan pembicaraan istri kepada suaminya.” (Hadis riwayat Al- Bukhari (2692) dalam Al-Adab Al-Mufrad (385), ini adalah lafazhnya, dan Muslim (2605)).