
Perbedaan Cheongsam dan Changshan

Setiap bangsa tentunya memiliki budayanya masing-masing. Begitupun bangsa Tionghoa yang tentunya memiliki ciri khas termasuk dalam pakaian.
Cheongsam dan Changshan adalah pakaian tradisional khas Tionghoa yang sering digunakan oleh orang Tionghoa saat perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina.
Lantas, apa perbedaan Cheongsam dan Changsham? Untuk lebih jelasnya yuk kita simak ulasan selengkapnya berikut ini:
1. Sejarah baju Cheongsham dan Changshan

Cheongsham merupakan baju khas Tionghoa yang menjadi simbol kedudukan sosial kaum wanita. Baju Cheongsham menjadi pakaian yang sering digunakan oleh kaum wanita Tionghoa berkedudukan tinggi.
Sedangkan Changshan secara etimologi berasal dari kata “Piyin Changshan” yang artinya baju panjang.
Awalnya, Changshan menjadi salah satu pakaian resmi yang banyak digunakan oleh kaum pria untuk menghadiri berbagai acara. Bahkan, Changshan menjadi salah satu pakaian yang sering digunakan oleh kaum pria berkedudukan tinggi.
Namun di abad ke-17 hingga 20, Changshan menjadi pakaian wajib bagi setiap kaum pria Tionghoa.
Karena wajib maka setiap pria yang tidak mengenakan baju ini akan mendapatkan sanksi. Seiiring perkembangan jaman, peraturan tersebut mulai dihilangkan bersamaan dengan runtuhnya dinasti Qing waktu itu.
Jadi perbedaan Cheongsam dan Changshan hanya terletak pada gender pemakainya saja. Cheongsam dipakai oleh kaum pria, sedangkan Chanshan dipakain oleh kaum wanita.
2. Identik dengan pakaian Imlek

Cheongsam dan Changshan identik menjadi baju yang dikenakan saat perayaan Hari Raya Imlek. Kedua pakaian tersebut menjadi ciri khas orang Tionghoa hingga saat ini. Kedua baju tersebut memiliki model yang unik sekaligus desain yang sangat kental dengan pakaian tradisional Tiongkok.
Walapun modelnya sudah banyak mengalami perubahan, akan tetapi model khas dari kedua pakaian ini masih tetap dipertahankan.
Sehingga tidak heran, kalau di setiap perayaan Imlek kedua baju tersebut selalu menjadi pilihan untuk dipakai oleh orang Tionghoa dimanapun mereka berada.
3. Memiliki makna tersendiri

Bagi orang keturunan Tionghoa yang lahir di era modern, Cheongsam dan Changshan dianggap sebagai pakaian tradisi yang sering dipakai oleh nenek moyang terdahulu.
Meskipun sudah terbiasa memakainya, namun masih banyak orang yang belum mengetahui makna filosofi dari penggunaan baju tersebut.
4. Makna warna merah

Warna merah yang menjadi warna dasar pada baju Cheongsam dan Changshan memiliki arti yang sangat luar biasa bagi bangsa Tionghoa. Warna merah diartikan warna alami yang menyerupai api.
Warna merah juga bisa menjadi simbol kemakmuran dan kebahagiaan dalam hidup. Selain itu, warna merah juga diyakini dapat memberikan pengaruh positif untuk meraih kehidupan yang lebih baik lagi di masa depan.
5. Makna motif baju Cheongsam

Walapun modelnya sudah banyak mengalami perubahan, akan tetapi ada beberapa hal dari baju Cheongsam masih tetap dipertahankan. Seperti model kerah, warna, kancing, dan ornamennya. Pada baju Cheongsam ada beberapa jenis bunga yang selalu dipakai sebagai motifnya.
Bunga peoni adalah salah jenis bunga yang dipakai pada pada motif Cheongsam yang merupakan bunga nasional bangsa Tiongkok. Selain itu, ada juga bunga teratai dan krisan.
Bunga peoni melambangkan kekayaan dan kesejahteraan. Bunga teratai melambangkan pengorbanan yang suci dan krisan melambangkan usia yang panjang.
Selain bunga, ada juga motif lainnya yang berupa binatang seperti burung, ikan, dan naga.
Burung melambangkan kecantikan, kemurnian, dan posisi kelas sosial orang yang memakainya. Ikan melambangkan kesejahteraan, sedangkan naga melambangkan kekuatan.
Baca juga: 5 Inspirasi Fashion Kebaya Modern Ala Selebgram Berhijab