Umroh merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bagi banyak umat Muslim, melakukan umroh adalah momen sakral yang penuh dengan spiritualitas dan pengabdian. Namun, sering kali muncul pertanyaan di benak jamaah mengenai apa saja yang diperbolehkan dan dilarang selama melaksanakan umroh, salah satunya adalah mengenai hubungan intim. Artikel ini akan menjawab pertanyaan “apakah saat umroh boleh berhubungan intim?” dengan penjelasan yang detail, berdasarkan prinsip-prinsip agama dan panduan praktis yang bisa diikuti oleh pasangan suami istri.
Pengertian Umroh dan Rukun-Rukunnya
Umroh adalah ibadah yang terdiri dari serangkaian ritual yang harus dilakukan di Mekah. Rukun-rukun umroh meliputi:
- Ihram: Niat untuk memulai ibadah umroh dengan mengenakan pakaian ihram.
- Tawaf: Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
- Sa’i: Berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
- Tahallul: Memotong sebagian rambut sebagai tanda berakhirnya umroh.
Dalam menjalankan umroh, ada sejumlah larangan yang harus dipatuhi jamaah, salah satunya adalah larangan berhubungan intim saat dalam keadaan ihram.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kecemasan di Tempat Kerja, Solusi Efektif!
Larangan Berhubungan Intim Selama Ihram
Saat seseorang memasuki keadaan ihram, ada beberapa larangan yang harus dihindari. Salah satu larangan utama adalah melakukan hubungan intim. Hal ini didasarkan pada ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kekhusyukan selama menjalankan ibadah umroh. Berhubungan intim dianggap bisa mengurangi kesucian tersebut dan mengganggu kekhusyukan ibadah.
Dasar Hukum Larangan Berhubungan Intim Saat Ihram
Larangan ini terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 197, Allah SWT berfirman:
“Musim haji itu (berlangsung) pada bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (kata-kata yang menimbulkan birahi) dan tidak boleh berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.”
Al-Baqarah ayat 197
Ayat ini menegaskan bahwa selama dalam keadaan ihram, baik untuk haji maupun umroh, hubungan intim (rafats) dilarang.
Konsekuensi Melanggar Larangan
Jika larangan ini dilanggar, maka ibadah umroh bisa menjadi batal. Selain itu, jamaah yang melanggar juga harus membayar denda (dam). Bentuk dam yang harus dibayar bisa berupa penyembelihan seekor kambing atau puasa selama beberapa hari, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kapan Hubungan Intim Diperbolehkan?
Pasangan suami istri yang sedang menjalankan umroh dapat kembali melakukan hubungan intim setelah selesai melaksanakan seluruh rangkaian ibadah umroh dan keluar dari keadaan ihram. Hal ini ditandai dengan dilakukannya tahallul, yaitu mencukur atau memotong sebagian rambut sebagai tanda berakhirnya umroh.
Tahap-Tahap Menuju Halal Kembali
- Selesai Tawaf: Setelah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
- Selesai Sa’i: Setelah melakukan sa’i antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
- Tahallul: Setelah memotong sebagian rambut.
Setelah semua tahap ini selesai, jamaah dianggap telah keluar dari ihram dan semua larangan ihram pun menjadi tidak berlaku lagi, termasuk larangan berhubungan intim.
Tips Menjaga Kekhusyukan Ibadah Umroh
Menjaga kekhusyukan selama umroh sangat penting untuk memperoleh pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Berikut beberapa tips yang bisa diikuti:
- Niat yang Tulus: Pastikan niat umroh murni karena Allah dan untuk memperoleh ridha-Nya.
- Fokus pada Ibadah: Hindari hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian dari ibadah, termasuk memikirkan hal-hal duniawi.
- Memperbanyak Doa dan Dzikir: Gunakan waktu di Mekah untuk memperbanyak doa, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.
- Memahami Larangan Ihram: Pelajari dan pahami dengan baik apa saja yang dilarang selama ihram agar tidak melanggar aturan.
Dalam menjalankan umroh, penting bagi setiap jamaah untuk memahami dan mematuhi semua aturan yang telah ditetapkan. Salah satu aturan yang harus diperhatikan adalah larangan berhubungan intim saat dalam keadaan ihram. Hal ini didasarkan pada ajaran Al-Qur’an dan Hadis yang menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kekhusyukan selama menjalankan ibadah umroh. Dengan memahami dan mematuhi larangan ini, diharapkan ibadah umroh yang dilakukan bisa diterima oleh Allah SWT dan membawa berkah serta pahala yang melimpah.
Nah, itu dia penjelasan mengenai apakah saat umroh boleh berhubungan intim atau tidak. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang jelas dan bermanfaat bagi Anda yang akan atau sedang merencanakan umroh. Selalu ingat untuk mematuhi aturan dan menjaga kekhusyukan ibadah agar umroh yang dijalankan menjadi sempurna dan diterima oleh Allah SWT.
Baca juga: Film tentang Emansipasi Wanita, Kisah Inspiratif di Layar Lebar!