Jangan Sampai Ucapkan 4 Hal Ini Pada Buah Hati

Advertisements

Saat sedang kesal atau lelah, terkadang orang tua mengucapkan hal yang cenderung kejam pada buah hati. Anda tentu juga pernah melakukan hal ini dan akan menyesalinya beberapa saat kemudian. Namun tanpa disadari, sebenarnya juga banyak hal yang terdengar biasa saja tapi bisa menyebabkan masalah psikologis pada buah hati. Beberapa dari Anda bahkan mungkin juga sangat sering mengucapkan hal-hal ini. Yuk, simak apa saja!

1. Jangan nangis!

Hmm, pasti Anda sering sekali kan, mengucapkan hal satu ini? Menangis sebenarnya merupakan hal yang wajar dilakukan manusia, terlebih lagi anak-anak yang belum bisa mengungkapkan keinginannya dengan tepat. Maka dari itu, jangan sampai mengucapkan larangan ini dan membuat anak merasa kalau menangis adalah hal yang keliru. Anda tidak seharusnya membuat Anda merasa bahwa ketakutan atau kesedihan merupakan hal yang salah.

Jadi cobalah untuk mengubah kalimat Anda, misalnya saja “Naik kuda memang seram ya kak, tapi kalau sudah terbiasa kakak tidak akan takut dan menangis lagi.” Atau bisa juga Anda berujar “Tidak apa-apa adik takut dan menangis karena baru pertama kali ini berenang, tapi nanti kalau dicoba lagi, pasti adik sudah lebih berani!”

2. Kamu itu nakal!

Kamu itu nakal, kamu itu cengeng, kamu itu manja, dan sederet kata-kata sejenis tanpa disadari malah bisa membuat anak bersikap seperti itu. Jadi jangan dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata negatif tersebut, sebab pada dasarnya anak bersikap nakal atau cengeng pasti ada sebabnya.

Misalnya saat si kecil tiba-tiba merebut mainan adiknya, bisa saja sebenarnya ia sudah bersabar cukup lama untuk menunggu giliran bermain. Jadi sebelum melabeli anak dengan kata-kata negatif, pastikan Anda cari tahu dulu apa yang membuatnya melakukan hal tersebut.

Advertisements

3. Ayo, cepat!

Jujur saja, ini mungkin salah satu kata-kata yang sering dilontarkan pada anak karena orang tua tak sabar melihat buah hati melakukan sesuatu. Misalnya saja saat menghabiskan makanannya sebelum ke sekolah, saat membenarkan tali sepatu, atau ketika berganti pakaian. Pertama, Anda harus menyadari kalau kemampuan anak dalam melakukan sesuatu tentu berbeda dengan orang dewasa.

Anda tidak bisa mengharapkan si kecil makan secepat kakaknya atau berganti baju secepat Anda. Maka dari itu, jangan membuatnya jadi berkecil hati atas usaha yang telah dilakukannya. Kalau memang Anda ingin ia bergerak lebih cepat, berikan pujian dan pengertian, seperti “Wah, adik pinter bisa makan sendiri. Makannya dihabiskan dulu baru nanti main ya dik, biar perutnya kenyang dan tidak masuk angin.”

4. Anak pintar!

Apa yang salah dengan pujian satu ini? Anda tentu berpikir pujian ini baik untuk tumbuh kembang si kecil. Namun pujian seperti ini bisa jadi malah menyesatkan kalau diucapkan terlalu sering. Anak akan hafal dan ia pun mengerti bahwa ini hanya sekedar basa-basi yang diucapkan orang dewasa kepadanya. Jadi daripada berucap semacam ini, Anda bisa menggantinya dengan lebih detail, misalnya “Wah, bagus sekali cara kakak mewarnai anjingnya”, atau “Adik pinter ya, tadi main puzzlenya tidak berantakan.”

Seperti halnya anak yang terus tumbuh, orang tua juga ikut bertumbuh bersama buah hatinya. Jangan lelah untuk terus belajar mendidik si kecil tersayang, ya!

Advertisements

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *