Kunci Hindari Berkonflik Dengan Anak
Advertisements

Salah satu masalah terbesar yang kerap dihadapi orang tua dalam mendidik anak adalah konflik. Ya, tak peduli berapa pun usia si kecil, bukan tak mungkin Anda akan terlibat dalam konflik yang memusingkan.

Selain membuat hubungan merenggang, konflik yang berkepanjangan juga bisa mengganggu kondisi psikologis buah hati tersayang. Meski demikian, bukan berarti juga Anda harus terus menuruti keinginannya terlebih yang tidak masuk di akal.

Untuk menghindari konflik dengan buah hati, 4 cara cerdas ini bisa Anda coba :

1. Jangan terjebak pada masalah yang berujung konflik

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menghindari konflik adalah mencegah diri Anda terpancing ke dalam suatu masalah. Biasanya, konflik akan dimulai dari hal sepele, misalnya saja si kecil yang tidak mau tidur siang tapi Anda memaksanya.

Lalu bagaimana cara menghindarinya? Pikirkan lagi, apakah sebenarnya hari itu buah hati memang butuh tidur siang atau tak masalah kalau ia melakukan aktivitas lainnya? Jika sebenarnya ia memang tak harus tidur siang, tak perlu memaksakan hal tersebut karena hanya akan berujung pada konflik.

2. Dengarkan alasan si kecil

Tapi sebelum memperbolehkan si kecil untuk tidak melakukan perintah Anda, dengarkan dulu alasannya. Anak-anak kadang memiliki pola pikir tersendiri yang lebih cocok dengan dirinya, sementara orang tua hanya berpikir sesuai dengan apa yang dianggapnya benar.

Advertisements

Kalau misalnya alasan si kecil masuk akal, seperti ingin bermain dengan saudara yang jarang berkunjung, ingin nonton acara yang tayang hanya sekali, atau sama sekali tidak mengantuk karena bangun siang di hari tersebut, tentu tak ada salahnya untuk membebaskannya sesekali dari kewajiban tidur siang.

3. Berikan buah hati otonomi

Meski masih sangat muda, anak sudah memiliki keinginannya sendiri. Maka dari itu, tak ada salahnya memberikan anak kebebasan untuk memutuskan pilihannya sendiri demi meminimalisir terjadinya konflik.

Anda bisa memulainya dari hal yang sangat sederhana, misalnya saja menanyakan pilihan menu sarapan, menawarkan beberapa pilihan baju yang akan digunakan untuk bepergian, atau membiarkannya memilih sendiri lokasi tujuan liburan sekolah. Hal semacam ini tidak hanya bisa memperkecil konflik, tapi juga membuat anak lebih mandiri dan bertanggung jawab atas keputusannya sendiri.

4. Saat ia bersikeras, lakukan tawar menawar

Ada kalanya aturan dari Anda tidak bisa dilanggar, namun di sisi lain si kecil ngotot untuk menolaknya. Saat hal ini terjadi, Anda harus dengan tegas memberikannya tawaran yang akan membuatnya berpikir dua kali.

Misalnya saja, saat ia menolak tidur siang, berikan tawaran: apakah mau tetap tidur siang dan bisa bermain saat sudah bangun nanti atau menolak tidur siang tapi waktu harus digunakan untuk mengerjakan PR? Kalau memberikan pilihan semacam ini, anak akan mempertimbangkan mana yang menurutnya lebih baik untuk dilakukan tanpa banyak perdebatan.

Cara-cara tersebut bisa Anda coba terapkan untuk menghadapi anak dari berbagai usia, bukan hanya yang balita saja. Dengan berkurangnya konflik, dijamin keharmonisan keluarga akan makin terasa. Selamat mencoba tips-tips tersebut!

Advertisements